oleh Sang Pengembara pada 5 Mei 2012 pukul 18:41 ·
Aku sekarang menjadi batu
Di tapal batas tanpa suara
Menjerit dalam keheningan yaang berlarut
Tanpa seorang tahu akan keadaan ku
Menjadi sebuah cerita yang usang
Tertutup oleh tebalnya debu kebisuan
Berbaur dengan sandiwara tanpa arah
Aku mencoba berlari
namun mereka selalu mengejarku
Menangkap ku dan menyayat kulitku
Aku terduduk pilu dalan keheningan
Ku tak bisa meronta
ku hanya terikat sebuah keadaan
Lalu akku mencoba merangkak
dengan sayatan perih luka di jiwa
Kucobaa untuk terus merayap
Menembus batas emossi dan keegoisan
Ketika ku lihat pintu terang disana
Hanya ada cahaya silau yang menusuk nurani
Sebuah Tanya
Label:
Puisi
Adakalanya aku nyaris membunuh diriku sendiri
Ketika dia selalu menerobos gelap bayangnya masalalu
Mencoba kembali menghadirkan kisah lama yang seharusnya terpendam
Dan mengen kembali semua peran yang telah terabaikan
Ketika semua terjadi
Semuana telah hidup pada batas diri masing-masing
Memulai cerita baru dalam sebuah lembaran kenangan
Yah, walau semuanya pernah terlintas jelas dan nayat
Tetapi sekarang semuanya harus menjadi maya dalam balik jeruji masa lalu
Adakalanya setiap detik langkah masalalu harus ditebus dengan airmata
Ketika bahagia menjelma menjadi derita yang penuh dengan peluh
Ketika derita adalah gambaran dari bahagianya masa yang akan datang
Namun sekali lagi, aku mencoba untuk bisa membunuh masalaluku
Tetapi tetap tidak bisa, Dia masih leluasa menerobos bayang gelap
Mengikuti celah sempit diantara sekat yang transparan
Menjadikanku bertanya tentan kesadaran jiwa
Sampaikan pada diriku, masalaluku, ceritaku dan semua tokoh dalam hidupku
Aku tak mau kembali, Jiwaku telah melayang dalam indahnya dunia penuh kepalsuan
Namun aku masih tertidur pulas dalam indahnya masalalu
Menjadikanku bertanya, Kenapa masalalu menjadi indah pada masa kini
Mengapa semuanya harus berakhir dalam sebuah indahnya penderitaan....
Sebuah tanya, akan selalu menghiasi
Sebuah tanya tetap akan menjadi tanda tanya,,,
Antara Aku, Kisahku, Masalaluku dan Semua tokoh dalam hidupku...
Ketika dia selalu menerobos gelap bayangnya masalalu
Mencoba kembali menghadirkan kisah lama yang seharusnya terpendam
Dan mengen kembali semua peran yang telah terabaikan
Ketika semua terjadi
Semuana telah hidup pada batas diri masing-masing
Memulai cerita baru dalam sebuah lembaran kenangan
Yah, walau semuanya pernah terlintas jelas dan nayat
Tetapi sekarang semuanya harus menjadi maya dalam balik jeruji masa lalu
Adakalanya setiap detik langkah masalalu harus ditebus dengan airmata
Ketika bahagia menjelma menjadi derita yang penuh dengan peluh
Ketika derita adalah gambaran dari bahagianya masa yang akan datang
Namun sekali lagi, aku mencoba untuk bisa membunuh masalaluku
Tetapi tetap tidak bisa, Dia masih leluasa menerobos bayang gelap
Mengikuti celah sempit diantara sekat yang transparan
Menjadikanku bertanya tentan kesadaran jiwa
Sampaikan pada diriku, masalaluku, ceritaku dan semua tokoh dalam hidupku
Aku tak mau kembali, Jiwaku telah melayang dalam indahnya dunia penuh kepalsuan
Namun aku masih tertidur pulas dalam indahnya masalalu
Menjadikanku bertanya, Kenapa masalalu menjadi indah pada masa kini
Mengapa semuanya harus berakhir dalam sebuah indahnya penderitaan....
Sebuah tanya, akan selalu menghiasi
Sebuah tanya tetap akan menjadi tanda tanya,,,
Antara Aku, Kisahku, Masalaluku dan Semua tokoh dalam hidupku...
Catatan Serayu : Catatan Pertama
Cintanya adalah yang Tabu
Menjadi indah ketika bertemu
yang berbeda
Menjadi hasrat ketika bertemu yang semuka
Cintanya adalah buah yang terlarang
Cintanya mati terkubur
bersama jasadnya
Siang yang sangat panas. Berasa
matahari ada lima
belas. Lima
belas!!!!! Satu saja panasnya kaya gini,apalagi lima belas ya Tapi panasnya siang ini tak
sepanas hati yang sedang dirasakan oleh Samuel. Betapa tidak, dia sendiri
memergoki Linda, kekasihnya berjalan dengan mesra bersama Seorang pria yang
sangat dia kenal. Daniel, sahabat nya semasa SMP. Samuel yang terbakar amarah,
cemburu dan panasnya matahari tak bisa mengontrol emosinya. Perlahan dia
mempercepat ritme langkah kakinya Perlahan, ritme nya begitu cepat sehingga dia
tak menyadarinya jika dia tengah berlari. Berlari terus dan terus berlari. Berlari
dari kenyatan dan mimpi buruk yang baru saja dia alami sendiri. Dari mimpi yang
dia tak inginkan jadi sebuah kenyatan pahit.
“Kenapaaaaa…….!”
Teriaknya sambil memandang jauh kedepan.
Sebuah Bendungan ,
kini dia tengah berada diatasnya. Pandangannya tertuju pada derasnya air yang
mengalir disana. Bendung Gerak Serayu, semenjak diresmikan tahun 1996 oleh
mendiang pak Harto, Bendungan yang mengairi hampir seluruh sawah di sepanjang
aliran sungai yang membelah 2 kabupaten ini sangat ramai. Mulai dijadikan
bebagi tempat memadu kasih hingga tempat mencari nafkah. Lalu lalang kendaraan
yang melintasi jembatn sisi kiri selebar 1meter itu tak membuatnya goyah. Kini
dia berada di anjungan jembatan nomor4, melihat air yang menderu,perlahan
emosinya menurun. Panasnya matahari dan jiwanya perlahan terganti oleh dingin
dan sejuknya hembuan angin dari lembah pengunungan disisi serayu. Tak
dirasakannya lagi sakit yang baru aja dia almi. Perlahan rasa sakit itu brubah
menjadi penyesalan.
“Bodoh….! Kenapa aku haru memikirkanya?. Toh dia juga
sekarang bersama sahabat klu yang sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri.
Tapi kenapa Daniel tega menusukku dari belakang! Dan Linda, dia begitu bodoh
dan angkuh. Dia benar-benar telah melukaiku. Tapi, untuk apa juga aku harus
menyesali dan menggerutu. Sema itu tak ada gunanya.” Gumamnya sambil terus
memandang aliran erayu yang semakin mempesona. Ketenangan air di hulu
membuatnya mengikuti irama air itu. Tenang , tenang dan tenang. Walau pada
akhirnya harus melewati jembatan dan menjadi air yang sangat ganas, brutal dan
mematikan. Tak peduli,,, jembatan itu adalah sebuah suasana yang mampu merubah
gejolak air. Membuatnya menjadi semakin ganas….
“ Tapi, aku tak bisa hidup tanpa Linda…” gerutunya
Sejenak dia
memeprhatikan lagi aliran serayu ada rasa ingin menyatu degannya. Bodoh dan
bodoh.
“ Aku nggak tau
harus berbuat apa sekarang, dua orang yang kupercaya semuanya telah menghianatiku.
Linda dana Daniel sahabatku” Jerit batinnya sambil meneteskan air mata
Tak disangka,
samuel akan melakukan hal senekad ini, dia mulai bersiap untuk terjun dan menyatu
dengan serayu ketika sebuah sentuhan tangan manusia menggapai dan menahan
tangan kanannya. Lalu dia menoleh kebelakang.
Siapakah gerangan
yang mencegahku, apakah tangan malaikat maut? Tapi rasanya bukan, aku masih
bisa menghirup udara bebas. Apakah tangan Linda tau Daniel? Bukan juga…. Mereka
pasti sedang asik memadu asmara. Lalu siapa gerangan tangan yang menahanku.
Rasanya seperti tangan seorang malaikat yang mecegahku. Akh aku tak peduli,
tapi kenapa dia menahanku? Bukankah hidup dan mati adalah hak seseorang?Lalu,
kenapaada yang berani melanggar hak ku? Akh bodoh,….
“Heh, kau kenapa
mau locat? Mau bunuh diri? Atau mau latihan berenang untuk persiapan Olimpiade?
“ Cegahnya sambil terus memegangi tangan Samuel.
“ Siapa kau, apa
urusanmu mencegahku. Aku bahkan tak mengenalmu” Bentaknya
“Kau mungkin tak
mengenalku, tapi bunuh diri itu tak baik di mata siapapun. Iya kalau kau langsung
mati. Pasti Tuhan menolakmu. Kalau kau tidak mati? Koma, lalu malah menyusahkan
orang sekitarmu.” Teriaknya sambil menariknya agar turun.
“ Pernah kau
berfikir, apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang menyayangi melihat
kematianmu yang begtiu bodoh ini” Lanjutnya
“ Orang yang
menyayangiku? Dia sudah menghianatiku.” Bantahnya.
“Pasti pacarmu, atau
istrimu atau tunanganmu? Memang hanya pasangan kita yang berhak menyayangi
kita? Orang tua? Saudara atau teman? Justru mereka yang benar-0benar sayang pada kita.
“ Pikirkan baik-baik, jangn berbuat bodoh dan konyol seperti itu.” Jawab nya sambil
berlalu.
Sejenak dia
terdiam, mememikirkan apa yang di katakan oleh orang itu. Benar juga apa yang
diktakannya. Masih banyak yang mencintainya, masih banyak yang membutuhkannya.
Kenapa dia berbuat demikian bodoh dan gegabah.
“ Hei, namamu sia……pa…!”
Teriak Samuel., Tapi orang yang dimaksud sudah tak terlihat lagi di depannya.
Siapakah dia, secepat itukah dia pergi.
Bodoh, kenapa aku
harus memikirkannya? Tapi aku harus tetap berucap terimakasih kepadanya.
Jumat, 18 Juli 2014
Label:
Quote of the day
... Saya mengajarimu berlari, agar suatu saat nanti kamu bisa berjalan dan bangkit ketika jatuh saat aku telah pergi...
#ElangSenjaNusakambangan
#ElangSenjaNusakambangan
Langganan:
Postingan (Atom)