Tanpa

Kamis, 17 Juli 2014

0 komentar
oleh Sang Pengembara pada 5 Mei 2012 pukul 18:41 · 


Aku sekarang menjadi batu
Di tapal batas tanpa suara
Menjerit dalam keheningan yaang berlarut
Tanpa seorang tahu akan keadaan ku
Menjadi sebuah cerita yang usang
Tertutup oleh tebalnya debu kebisuan
Berbaur dengan sandiwara tanpa arah

Aku mencoba berlari
namun mereka selalu mengejarku
Menangkap ku dan menyayat kulitku
Aku terduduk pilu dalan keheningan
Ku tak bisa meronta
ku hanya terikat sebuah keadaan

Lalu akku mencoba merangkak
dengan sayatan perih luka di jiwa
Kucobaa untuk terus merayap
Menembus batas emossi dan keegoisan
Ketika ku lihat pintu terang disana
Hanya ada cahaya silau yang menusuk nurani

Sebuah Tanya

0 komentar
Adakalanya aku nyaris membunuh diriku sendiri
Ketika dia selalu menerobos gelap bayangnya masalalu
Mencoba kembali menghadirkan kisah lama yang seharusnya terpendam
Dan mengen kembali semua peran yang telah terabaikan

Ketika semua terjadi
Semuana telah hidup pada batas diri masing-masing
Memulai cerita baru dalam sebuah lembaran kenangan
Yah, walau semuanya pernah terlintas jelas dan nayat
Tetapi sekarang semuanya harus menjadi maya dalam balik jeruji masa lalu

Adakalanya setiap detik langkah masalalu harus ditebus dengan airmata
Ketika bahagia menjelma menjadi derita yang penuh dengan peluh
Ketika derita adalah gambaran dari bahagianya masa yang akan datang
Namun sekali lagi, aku mencoba untuk bisa membunuh masalaluku
Tetapi tetap tidak bisa, Dia masih leluasa menerobos bayang gelap
Mengikuti celah sempit diantara sekat yang transparan
Menjadikanku bertanya tentan kesadaran jiwa

Sampaikan pada diriku, masalaluku, ceritaku dan semua tokoh dalam hidupku
Aku tak mau kembali, Jiwaku telah melayang dalam indahnya dunia penuh kepalsuan
Namun aku masih tertidur pulas dalam indahnya masalalu
Menjadikanku bertanya, Kenapa masalalu menjadi indah pada masa kini
Mengapa semuanya harus berakhir dalam sebuah indahnya penderitaan....

Sebuah tanya, akan selalu menghiasi
Sebuah tanya tetap akan menjadi tanda tanya,,,
Antara Aku, Kisahku, Masalaluku dan Semua tokoh dalam hidupku...

Catatan Serayu : Catatan Pertama

0 komentar




Cintanya adalah yang Tabu
Menjadi indah ketika bertemu yang berbeda
Menjadi  hasrat ketika bertemu yang semuka
Cintanya adalah buah yang terlarang
Cintanya mati terkubur bersama jasadnya



          Siang yang sangat panas. Berasa matahari ada lima belas. Lima belas!!!!! Satu saja panasnya kaya gini,apalagi lima belas ya Tapi panasnya siang ini tak sepanas hati yang sedang dirasakan oleh Samuel. Betapa tidak, dia sendiri memergoki Linda, kekasihnya berjalan dengan mesra bersama Seorang pria yang sangat dia kenal. Daniel, sahabat nya semasa SMP. Samuel yang terbakar amarah, cemburu dan panasnya matahari tak bisa mengontrol emosinya. Perlahan dia mempercepat ritme langkah kakinya Perlahan, ritme nya begitu cepat sehingga dia tak menyadarinya jika dia tengah berlari. Berlari terus dan terus berlari. Berlari dari kenyatan dan mimpi buruk yang baru saja dia alami sendiri. Dari mimpi yang dia tak inginkan jadi sebuah kenyatan pahit.

            “Kenapaaaaa…….!” Teriaknya sambil memandang jauh kedepan.

            Sebuah Bendungan , kini dia tengah berada diatasnya. Pandangannya tertuju pada derasnya air yang mengalir disana. Bendung Gerak Serayu, semenjak diresmikan tahun 1996 oleh mendiang pak Harto, Bendungan yang mengairi hampir seluruh sawah di sepanjang aliran sungai yang membelah 2 kabupaten ini sangat ramai. Mulai dijadikan bebagi tempat memadu kasih hingga tempat mencari nafkah. Lalu lalang kendaraan yang melintasi jembatn sisi kiri selebar 1meter itu tak membuatnya goyah. Kini dia berada di anjungan jembatan nomor4, melihat air yang menderu,perlahan emosinya menurun. Panasnya matahari dan jiwanya perlahan terganti oleh dingin dan sejuknya hembuan angin dari lembah pengunungan disisi serayu. Tak dirasakannya lagi sakit yang baru aja dia almi. Perlahan rasa sakit itu brubah menjadi penyesalan.

“Bodoh….! Kenapa aku haru memikirkanya?. Toh dia juga sekarang bersama sahabat klu yang sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri. Tapi kenapa Daniel tega menusukku dari belakang! Dan Linda, dia begitu bodoh dan angkuh. Dia benar-benar telah melukaiku. Tapi, untuk apa juga aku harus menyesali dan menggerutu. Sema itu tak ada gunanya.” Gumamnya sambil terus memandang aliran erayu yang semakin mempesona. Ketenangan air di hulu membuatnya mengikuti irama air itu. Tenang , tenang dan tenang. Walau pada akhirnya harus melewati jembatan dan menjadi air yang sangat ganas, brutal dan mematikan. Tak peduli,,, jembatan itu adalah sebuah suasana yang mampu merubah gejolak air. Membuatnya menjadi semakin ganas….

“ Tapi, aku tak bisa hidup tanpa Linda…” gerutunya

            Sejenak dia memeprhatikan lagi aliran serayu ada rasa ingin menyatu degannya. Bodoh dan bodoh.

            “ Aku nggak tau harus berbuat apa sekarang, dua orang yang kupercaya semuanya telah menghianatiku. Linda dana Daniel sahabatku” Jerit batinnya sambil meneteskan air mata

            Tak disangka, samuel akan melakukan hal senekad ini, dia mulai bersiap untuk terjun dan menyatu dengan serayu ketika sebuah sentuhan tangan manusia menggapai dan menahan tangan kanannya. Lalu dia menoleh kebelakang.

Siapakah gerangan yang mencegahku, apakah tangan malaikat maut? Tapi rasanya bukan, aku masih bisa menghirup udara bebas. Apakah tangan Linda tau Daniel? Bukan juga…. Mereka pasti sedang asik memadu asmara. Lalu siapa gerangan tangan yang menahanku. Rasanya seperti tangan seorang malaikat yang mecegahku. Akh aku tak peduli, tapi kenapa dia menahanku? Bukankah hidup dan mati adalah hak seseorang?Lalu, kenapaada yang berani melanggar hak ku? Akh bodoh,….

            “Heh, kau kenapa mau locat? Mau bunuh diri? Atau mau latihan berenang untuk persiapan Olimpiade? “ Cegahnya sambil terus memegangi tangan Samuel.

            “ Siapa kau, apa urusanmu mencegahku. Aku bahkan tak mengenalmu” Bentaknya

            “Kau mungkin tak mengenalku, tapi bunuh diri itu tak baik di mata siapapun. Iya kalau kau langsung mati. Pasti Tuhan menolakmu. Kalau kau tidak mati? Koma, lalu malah menyusahkan orang sekitarmu.” Teriaknya sambil menariknya agar turun.

            “ Pernah kau berfikir, apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang menyayangi melihat kematianmu yang begtiu bodoh ini” Lanjutnya

            “ Orang yang menyayangiku? Dia sudah menghianatiku.” Bantahnya.

            “Pasti pacarmu, atau istrimu atau tunanganmu? Memang hanya pasangan kita yang berhak menyayangi kita? Orang tua? Saudara atau teman? Justru mereka yang benar-0benar sayang pada kita. “ Pikirkan baik-baik, jangn berbuat bodoh dan konyol seperti itu.” Jawab nya sambil berlalu.

            Sejenak dia terdiam, mememikirkan apa yang di katakan oleh orang itu. Benar juga apa yang diktakannya. Masih banyak yang mencintainya, masih banyak yang membutuhkannya. Kenapa dia berbuat demikian bodoh dan gegabah.

            “ Hei, namamu sia……pa…!” Teriak Samuel., Tapi orang yang dimaksud sudah tak terlihat lagi di depannya.

            Siapakah dia, secepat itukah dia pergi.

            Bodoh, kenapa aku harus memikirkannya? Tapi aku harus tetap berucap terimakasih kepadanya.
           

 

Jumat, 18 Juli 2014

0 komentar
... Saya mengajarimu berlari, agar suatu saat nanti kamu bisa berjalan dan bangkit ketika jatuh saat aku telah pergi...


#ElangSenjaNusakambangan