Matematika Kehidupan

Selasa, 07 Februari 2017

0 komentar
Salam Yip Yip..

Dalam sebuah kelas, seorang Guru menerangkan kepada muridnya tentang Pelajaran Matematika. Bukan pelajaran biasa, kali ini sang Guru lebih menekankan kepada nilai Kehidupan yang bijaksana.

Sang Guru Bijak tersebut mulai menulis di papan tulis...

1. + x + = +
2. + x -  = -
3. - x +  = -
4. - x -  = +

"Anak anakkku,  ada yang bisa menjelaskan makna dibalik tulisan saya di papan tulis itu?" 

Seisi kelas terdiam, saling berpandangan tanpa ada yang berani berkata. 

" Dalam kehidupan ini, seperti rumus matematika diatas. Apa yang kita lihat harus dikatakan dengan sebenarnya. Seperti contoh nomor 1, Hal BENAR ( + ) dikatakan BENAR adalah sebuah BENAR. 2. Hal BENAR apabila dikatakan TIDAK BENAR / MENGADA ADA maka adalah TIDAK BENAR. 3. HAL TIDAK BENAR dikatakan bahwa itu BENAR adalah TIDAK BENAR. 4. Hal SALAH apabila dikatakan SALAH maka itu adalah tindakan benar. "

Dalam kehidupan, kita seharusnya selalu jujur dan berterus terang.  Apa yang kita lihat harusnya itulah yang kita katakan. Apabila sesuatu itu benar, maka katakanlah benar kepada orang lain, jika sesuatu itu salah, maka katakanlah salah kepada orang lain. Tak perlu kita membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar. Seorang Filsuf Bijaksana, Confusius pernah mengatakan...

" ... A man who has committed a mistake and doesn’t correct it is committing another mistake...."

Yang berarti bahwa seseorang pernah melakukan kesalahan, hanya saja apabila kita membiarkan kesalahan tersebut maka kita melaakukan kesalahan yang kedua. Membiaarkan kesalahan adalah sebuah kesalahan... 

Sahabat Pengembara...
Marilah kita senantiasa berbuat Baik dan Benar. Dengan Mengatakan HAL YANG BENAR sebagai BENAR dan HAL YANG SALAH SEBAGAI SALAH.

Berbagi Kebahagiaan

Senin, 06 Februari 2017

0 komentar


Di suatu saat, ada seorang Lelaki yang telah ditinggal oleh Istrinya. Dia hanya hidup dengan seorang Anak Lelaki semata wayangnya. Dan beberapa pembantu yang membantu mengurus rumahnya yang sangat mewah. Tak ayal, si Ayah sangat sayang kepada Putra nya ini, bahkan Putranya telah dijaminkan untuk Asuransi, Pendidikan sampai semua harta telah diwariskan untuk Putranya tersebut. Tapi sayang, Sang Putra lebih dahulu dijemput oleh Ibunya bersama sama mereka menghadap Tuhan.

Karena kejadian itulah, sang Ayah merasa sangat terpukul, Karena rasa sayangnya yang teramat besar akan kepergian putra semata wayangnya itu, sayang ayah melangsungkan upacara pemakaman dengan sangat mewah. Bahkan dia selalu berpesan kepada Penjaga Makam agar Kuburan sang anak selalu diberikan hiasan Bunga yang Mahal dan Segar serta paling wangi. Setiap bulan sang Ayah selalu memberikan Uang kepada penjaga Makam untuk memenuhi keinginannya tersebut, tapi sang Ayah sendiri tak pernah ke Makam Anaknya karena rasa sedihnya yang terus berlarut larut. Sampai pada suatu saat sang Ayah jatuh sakit dan usianya tak akan panjang, vonis dokter. Lalu sang ayah terus melakukan pengobatan dimanapun. Sampai dia lelah dan bosan, sampai setahun lamanya,

Setahun setelah Putranya tiada, dia memberanikan diri ke Makam putranya tersebut. Tapi apa yang dia dapati, Kuburan sang anak bersih tanpa adanya bunga satupun. Hanya rerumputan hijau disana yang terpotong rapi.

"Akh, mungkin hari ini Penjaga Makam belum memberikan Bunga " pikir sang Ayah

Esok harinya sang ayah kembali lagi melihat makam putranya, dan betapa terkejutnya ternyata hal yang sama terjadi lagi. Makam anaknya tak ada satupun bunga yang bertaburan disana.

Sampai keesokan harinya, untuk memastikannya sekali lagi. Sang ayah berkunjung ke makam anaknya, kali ini dia benar benar murka. Betapa tidak, uang yang selama ini dia kirim untuk Penjaga Makam agar memberikan Bunga terbaik tidak pernah di lakukaan.

Dengan perasaan marah bercampur dengan kesewa yang sangat, sang Ayah mendatangi Penjaga Makam.

"Hai kamu, setiap bulan aku memberimu uang untuk menjaga Makam anakku. Memberikannya dengan Bunga Terbaik yang ada di kota ini. Lalu kenapa aku tak pernah melihatnya" Teriak sang ayah dengan nada marah dan keras

"Apa kamu kurang uang sehingga kamu berani tidak memberikan apa yang aku perintahkan. Kamu bisa dipecat karena hal ini. Kamu sudah menipuku" serunya lagi

"Maaf Tuan..."Penjaga makam mulai bicara

"Apa yang Tuan perintahkan selalu saya lakukan. Setiap bulan uang yang Tuan kirim ke saya selalu saya berikan bunga..."

" Tapi mana bunganya, kamu bohong! pasti kamu pakai sendiri uang itu...!" hardik sang Ayah

"Maaf Tuan, saya sselalu memberikan Bunga seperti yang saya pesan hari ini. sebentar lagi bunga nya datang Tuan" Pungkasnya

" Tapi mana, tidak ada bekas bunga satupun di makam anakku disana...!" Sahut sang Ayah dengan nada meninggi

Belum sempat sang Ayah berhenti bicara, satu mobil Bunga datang di hadapan mereka.

"Lihat Tuan, saya selalu memberikan bunga yang sama seperti yang Tuan perintahkan" Tunjuk penjaga Makam

"Lalu dimana kau letakkan bunga itu, kenapa makam anakku selalu kosong dan hanya ada rumput disana" Hardik sang Ayah

"Mari Tuan, saya antar Tuan kemana bunga ini selalu diberikan oleh Penjaga Makam ini" Ajak sopir pembawa Mobil Bunga

Dengan perasaan marah, kesal dan kecewa sang Ayah mengikuti Mobil itu dan juga penjaga Makam yang ada di dalamnya. Lama perjalanan mereka lalui akhirnya tibalah mereka di sebuah Rumah Sakit Khusus Anak Penderita Kanker.

Sang ayah masih bingung dan terus bertanya di dalam hatinya. Apa apaan ini, apa maksudnya. Dia jelas telah menyalahi apa yang ak perintahkan. Batin sang ayah

Belum habis dengan rasa bingungnya, sayng ayah dihampiri oleh penjaga makam.

"Mari Tuan, saya tunjukan dimana Bunga untuk anak Tuan itu berada" Ajak penjaga Makam

Masih dengan perasaan yang sangat marah sang ayah turun dari mobilnya. Mereka bertiga masuk ke dalam Rumah Sakit, didapatinya Beberapa Suster dan Dokter menyambut Penjaga Makam layaknya seorang Pahlawan.

Sang Ayah terus bertanya dalam hati, apa maksudnya ini....

"Suster, Dokter... Inilah si Tuan yang selama ini menyumbangkan Bunga ini dan membagika kebahagiaan terhadap seluruh Anak Penderita Kanker disini" sang Penjaga Makam mengenalkan sang Ayah kepada semuanya

"Terima Kasih Tuan, Tuan ini berhati Malaikat. Tuan sudah banyak menolong dan memberikan semangat kepada penghuni rumah sakit ini, kepada keluarganya dan anak anak pendeirita kanker yang usianya sudah ditentukan dalam hitungan bulan. " Sapa salah seorang Dokter sambil menjabat tangannya.

"Mari kami ajak Tuan berjalan jalan berkeliling Rumah Sakit ini" Ajak Dokter yang lain

Sang ayah semakin bingung. Setiap Bangsal di isi oleh banyak Anak , oleh beberapa orang tua mereka. Beberapa suster membagikan Bunga dan Balon yang telah dibawa oleh Penjaga Makam dan sopir Mobil Bunga tadi. Sambil suster memberikan bunga, sang anak menjadi lebih bahagia.

Tak kuat melihat semua ini, sang Ayah pergi sambil menangis dan menggandeng Penjaga Makam.

"Maaf, maafkan aku..." pinta sang Ayah sambil memeluk Penjaga Makam

"Sudahlah... tidak apa apa. Saya sudah memaafkanmu sejak sebelum kau minta maaf" Pungkas penjaga Makam

"Aku bodoh, terlalu emosi, egois dan terlalu sombong. Aku memakimu untuk sesuatu hal yang tidak pasti" kata sang Ayah kembali sambil berjalan menuju salah satu kursi di lorong Rumah Sakit

"Tapi apa maksudnya kau lakukan ini semua???? " Tanya sang Ayah penasaran

"Maaf Tuan, sebelumnya saya tidak menuruti perintah Tuan untuk meletakkan bunga yang bagus dan indah itu ke makam anak Tuan. Karena saya berfikir, dengan cara itu akan sangat sayang sekali Bunga hanya akan layu tanpa ada yang bissa menikmati kebahagiaannya. Maka saya beranikan diri untuk memberikan bunga ini kepada mereka yang telah divonis oleh Dokter karena sebuah penyakit yang usianya sudah tidak lama lagi. Setidaknya akan ada sedikit kebahgiaan di diri mereka karena ada yang sedikit memperhatikan mereka dengan memberinya bunga dan mainan"

"Selain itu..." Lanjut sang penjaga Makam.  "Bunga yang saya taruh di makam hanya akan layu dan rusak oleh Alam. Tak ada satupun yang bisa menikmatinya, bahkan Anak Tuan. Jadi saya pikir, dengan memberikan bunga ii kepada yang masih ada di dunia, akan ada sedikit kebahagiaan yang mereka rasakan." Pungkas Penjaga Makam

Tak ayal, penjelasan penjaga makam membuat sang ayah menangis sejadi jadinya. Dia telah salah sangka dan berprasangka buruk kepada penjaga makam. Dai fikir penjaga makam akan melakukan hal kotor, tapi justru penjaga makam melakukan hal yang mulia.

Setelah kejadian itu, sang Ayah lebih sering berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan, pergi ke rumah sakit dan memberikan sekuntum bunga kepada pasien yang dirawat, serta terus menebar kebahagiaan lewat sekuntum bunga seperti apa yang telah diajarkan oleh penjaga makam. Lambat laun, kebahagiaan teruus menyelimuti sang Ayah dan penyakit sang ayah lambat laun hilang berganti dengan kesehatan yang terus menerus. Pelajaran berharga telah dia dapat dari seorang yang sangat mulia, penjaga makam. Walau hanya sekuntum bunga, walau hanya kebaikan kecil namum hal itu akan menumbuhkan kebahagiaan bahkan untuk mereka yang harapan hidupnya telah diambang batas karena divonis oleh suatu penyakit.





Senin, 6 Februari 2017

Minggu, 05 Februari 2017

0 komentar
Bahagia itu pilihan, bagaimana cara kita menyikapi suatu masalah. Apakah dengan senyum kebahagiaan atau tangis kesedihan. Bahagia itu adalah cara kita menikmati proses dan bukan mengharapkan hasil. Karena bahagia seseorang bisa menjadi duka untuk orang lain....

Manusia Berhati Malaikat

0 komentar
Sore itu...
 Sepasang mata ini menangkap kejadian yang penuh keharuan. Betapa tidak, Badannya penuh dengan Tato dan Rambutnya panjang tidak karuan. Tampang sangar bak Preman Pasar. Bajunga compang camping layaknya jagoan di masa lalu. Tapi apa,,, aku lihat dia tengah membantru seorang Nenek untuk menyebrang di sebuah jalan yang lumayan rame di pusat kota ini. Ya... tak ku sangka. Disekelilingnya banyak sekali manusia berpaiakaian sopan, bersih dan lebih menarik untuk dipandang. Tetapi pemandangan kali ini sungguh membuah hati terhenyak. Aku yang saat itu tak begitu jauh berada sekitar 20 Meter hanya bisa tertegun. Apa ini Manusia berhati Malaikat? pikirku....

 Tak ada yang tahu, tak ada yang bisa menerka sifat asli seseorang jika kita hanya berpedmoman pada sebuah Pandangan. Tidak bisa urusan hati dinilai dengan sebuah tampang. Banyak yang bertampang baik tetapi berkelakuan iblis seperti para koruptor yang tengah menginap di hotel nan jauh disana. Rata rata mereka mempunyai baju bagus, tampang bagus dan fasilitas mewah. Tapi apa, ya mereka tertangkap menjadi pesakitan karena kelakuan mereka.

 Banyak juga mereka yang tidak dihiraukan, berpenampilan kumuh, berwajah menyeramkan dan berbau tidak enak tetapi memiliki hati yang lembut selayaknya seorang Anak yang baru lahir. Tampang Preman tapi hati malaikat, banyak kita temui. Tapi kita terlalu naif untuk mengakui kebaikan mereka. Salah salah pikiran kita sudah jauh menerawang kesana kesini. Jangan jangan mereka hanya berkedok saja, mereka mau merampok, merampas atau melakukan kejahatan dengan cara yang licik. Ya pemikiran kita pasti akan selalu begitu ketika kita melihat mereka dijalanan dengan kondisi yang menyeramkan. Padahal dalam hati kecil mereka, mereka mencoba untuk menjadi baik, ada diantara kita yang memberikan kesempatan, ada pula yang langsung mencibir dan menolak mentah mentah tawarn bantuan mereka.

 Mungkin kita tentu ingat nasehat yang selalu dikatakan orang tua, " Jangan Gampang Percaya sama Orang, Kalau mau Minta Bantuan dilihat dahulu ". Hal inilah yang menjadikan mereka sebagai manusia Cerdas berotak kerdil. Manusia modern berkalkuan primitif. Dimana mengukur segala sesuatunya melalui sebuah "penampakan" yang bisa saja dibuat buat. Tanpa bisa menyadari arti ketulusan yang bisa saja memang tumbuh dari dalam lumpur paling kotor disekitarnya.

Kisah yang saya alami diatas jelas membuat saya sedikit terbuka lagi bahwa kita tidak bisa melihat isi buku hanya dengan melihat sampulnya. Untuk mengenal seseorang harus lebih mendalam, dalam dan dalam bahwa mengenal seseorang tak cukup waktu satu atau dua hari bahkan bisa seumur hidup... Ya mengenal seseorang bisa sampai Mereka atau Kita Menutup Mata...

Welcome Back

0 komentar
Oke guys, setelah lama vacum di dunia blogger, akhirnya saya kembali memberanikan diri tampil lagi. Bukan karena apa, tapi karena itu. Ya... sayang kalau rasanya apa yang saya lihat tak diceritakan lewat tulisan. Oleh sebab itu, berubah untuk menjadi lebih aktif menulis.