Sore itu...
Sepasang mata ini menangkap kejadian yang penuh
keharuan. Betapa tidak, Badannya penuh dengan Tato dan Rambutnya panjang
tidak karuan. Tampang sangar bak Preman Pasar. Bajunga compang camping
layaknya jagoan di masa lalu. Tapi apa,,, aku lihat dia tengah membantru
seorang Nenek untuk menyebrang di sebuah jalan yang lumayan rame di
pusat kota ini. Ya... tak ku sangka. Disekelilingnya banyak sekali
manusia berpaiakaian sopan, bersih dan lebih menarik untuk dipandang.
Tetapi pemandangan kali ini sungguh membuah hati terhenyak. Aku yang
saat itu tak begitu jauh berada sekitar 20 Meter hanya bisa tertegun.
Apa ini Manusia berhati Malaikat? pikirku....
Tak ada yang tahu,
tak ada yang bisa menerka sifat asli seseorang jika kita hanya
berpedmoman pada sebuah Pandangan. Tidak bisa urusan hati dinilai dengan
sebuah tampang. Banyak yang bertampang baik tetapi berkelakuan iblis
seperti para koruptor yang tengah menginap di hotel nan jauh disana.
Rata rata mereka mempunyai baju bagus, tampang bagus dan fasilitas
mewah. Tapi apa, ya mereka tertangkap menjadi pesakitan karena kelakuan
mereka.
Banyak juga mereka yang tidak dihiraukan, berpenampilan
kumuh, berwajah menyeramkan dan berbau tidak enak tetapi memiliki hati
yang lembut selayaknya seorang Anak yang baru lahir. Tampang Preman tapi
hati malaikat, banyak kita temui. Tapi kita terlalu naif untuk mengakui
kebaikan mereka. Salah salah pikiran kita sudah jauh menerawang kesana
kesini. Jangan jangan mereka hanya berkedok saja, mereka mau merampok,
merampas atau melakukan kejahatan dengan cara yang licik. Ya pemikiran
kita pasti akan selalu begitu ketika kita melihat mereka dijalanan
dengan kondisi yang menyeramkan. Padahal dalam hati kecil mereka, mereka
mencoba untuk menjadi baik, ada diantara kita yang memberikan
kesempatan, ada pula yang langsung mencibir dan menolak mentah mentah
tawarn bantuan mereka.
Mungkin kita tentu ingat nasehat yang
selalu dikatakan orang tua, " Jangan Gampang Percaya sama Orang, Kalau
mau Minta Bantuan dilihat dahulu ". Hal inilah yang menjadikan mereka
sebagai manusia Cerdas berotak kerdil. Manusia modern berkalkuan
primitif. Dimana mengukur segala sesuatunya melalui sebuah "penampakan"
yang bisa saja dibuat buat. Tanpa bisa menyadari arti ketulusan yang
bisa saja memang tumbuh dari dalam lumpur paling kotor disekitarnya.
Kisah
yang saya alami diatas jelas membuat saya sedikit terbuka lagi bahwa
kita tidak bisa melihat isi buku hanya dengan melihat sampulnya. Untuk
mengenal seseorang harus lebih mendalam, dalam dan dalam bahwa mengenal
seseorang tak cukup waktu satu atau dua hari bahkan bisa seumur hidup...
Ya mengenal seseorang bisa sampai Mereka atau Kita Menutup Mata...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar