23 Juni 2012

Kamis, 13 November 2014

Tanah Air ku Tidak Kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
tidak kan hilang dari kalbu
tanahku yang kucintai
Engkau ku hargai

Walaupun banyak negeri kujalani
termasyur permai dikata orang
tetapi kampung dan rumahku
disanalah ku rasa senang
tanahku tak kulupakan
Engkau ku banggakan”

Sepenggal lagu yang sering kita dengar, tapi tak jarang kita tidak mengerti. Bercerita tentang betapa indahnya Pertiwi, Betapa permainya nusantara, tapi sedikit terlupakan oelh anak kandung nya. Indonesia yang telah berjalan selama lebih dari 6 dekade ini harus perlahan kehilangan jati diri bangsnya bersamaan dengan hilangnya kepedulian kaum muda. Nasionalisme menjadi barang langka ketika hedonisme menjadi hal yang wajar.

Berbagai budaya masuk tanpa adanya penyaringan, langsung serap tanpa adanya akulturasi budaya. Tanpa sedikitpun mau untuk menyatu dengan budaya asli bangsa ini. Malahan budaya asli yang begitu adiluhung serta luhur ini harus perlahan meninggalkan tuan nya. Tergeser oleh perkembangan zaman yang tak bisa lagi dikendalikan oleh tuannya. Pertiwi melemah dengan berbagai penyakit jiwa yang dideritanya, seperti korupsi, bentrokan, tawuran dan berbagai macam penyakit jiwa yang dibawa serta diidap oleh anaknya sendiri.

Kaum muda, sebegai generasi emas dan generasi yang cerdas, harusnya mampu untuk bisa menghadapi tatangan yang begitu deras dan kuat terus menerus menerpa.Tapi pada kenyataanny justru sebaliknya, pertahanan benteng yang lemah karena tak adanya pendidikankarakter yang memadai, serta pengetahuan dan rasa cinta tanah air yang ditanamkan oleh keluarga membuat mereka semakin terpuruk. Di jadikan sebagai budak budaya yang mulai membanjiri negeri, dijadikan sebagai korban dari ganasnya globalisasi. Globalisasi seharunya mampu menciptakan budaya yang sesuai dengn jamannya. MAmpu membangkitkan keratiufitas budaya, bukan malah mampu mengahncurkan budaya asli itu sendiri.

Menjelang peringatan sumpah pemuda, masih adakah gaung sumpah itu sekarang dirasakan? Adakah yang mengerti betapa rumusan sumpah yang begitu luar biasa mampu menyatukan berbagai organisasi kepemudaan pada masanya kala itu? Seprti yang kita lihat, pemuda sekarang justru malah terpecah belah. Terpecah oleh kegoisan masing-masing, oleh keinginan dan nafsu yang menguasai jiwanya yang sedang sekarat. BAngsa yang besar dan maju masa depannya berada di tangan pemuda, namun apakah yang bisa dipertahankan dilakukan ketika pemudanya terkena penyakit jiwa yang ,mengancam? Pasrah ataukah hanya bisa berdiam melihat kehancuran, kerusakan dan kemusnahan perlahan menghampiri? Tentunya tidak, berbuat sekcil mungkin untuk menyelamatkan bangsa sendiri dari amnesia massal dan penyakit kronis bangsa lainnya. Pemuda harapan bangsa , semua cita-cita dan arah pembangunan masa depan Bangsa ini berada dipundaknya. Kokohkan dan stukan. Jiwa-jiwa pemuda yang kosong harus segera diisi sebelum raganya rapuh. Indonesia bisa dan mampu karena pemudanya.

Sumpah pemuda akan kita peringati lagi untuk kesekian puluh kalinya, sudah saatnya kesadaran berkebangsaan, bela negara dan nasionalisme dikembangkan dan ditumbuhkan kembali. Bukan hanya hedonisme yang dituankan, tapi budaya asli yang harus dilestarikan dan dijaga. Budaya yang luhur serta membanggakan. Singsingkan lengan baju, saatnya bergandeng tangan untuk membangun negeri. Ditengah keterpurukan ekonomi, sosial dan moral, saatnya kita bangkit. Sudah lama kita tertidur dan dinina bobokan oleh buday yang tak oantas untuk negeri yang beretika dan bermoral. Sudah saatnya kita turun dari tempat tidur dan mulai membangun bersama menantang matahari. Kepalkan tangan, bulatkan tekad dan satukan misi serta visi menuju Indonesia Raya yang Berbhineka Tunggal Ika…. PAncasila masih sakti dan menunggumu untuk bersama mengawal pertiwi…. Sang Saka masih berkibar gagah ditengah lusuhnya kain yang membangunnya dan Zamrud khatulistiwa masih tetap memancarkan sinarnya ditengah kegelapan yang melingkupi. Bangun Pemuda Harapan Bangsa, wujudkan Sumpahmu dalam hidup nyata….. Kami Pemuda Indonesia yang Berbahasa satu, berbangsa satu dan bertanah air satu, INDONESIA…..

0 komentar:

Posting Komentar